Selasa, 14 Juli 2009

Setelah Sekian Lama


Salam buat Kawan semua...

Ini adalah posting pertama ku, sejak 22 Oktober tahun lalu dimana terakhir kali aku posting. Sebab beberapa hal, aku jadi tidak sempat lagi bikin coretan-coretan di blog ku ini. Sementara waktu terus bergulir meniti masa, detik demi detik. Dan, tanpa terasa sudah banyak yang berubah. Satu di antaranya, aku mulai beranjak mengikuti usiaku yang kian bertambah.

Banyak sudah yang aku lalui dan alami, walau tidak semua terekam dalam kotak kamera. Tapi, sebisa aku bagikan, akan ku tulis pengalamanku di sini. Oya, sekedar informasi, aku sekarang sudah lulus lo, dari TK Ananda. Sekolah di mana aku menimba ilmu di masa kanak-kanak. Sekarang aku sudah menjadi murid Sekolah Dasar (SD).

Aku duduk di kelas I-C, SDN Wage 2, Taman-Sidoarjo. Aku bangga, karena sekolah ini konon merupakan satu dari sekian sekolah dasar berkualitas di Kabupaten Sidoarjo, kota di mana aku tinggal. Selain cerita tentang sekolah baru, aku juga punya kisah pengalaman bermain di Pantai Slopeng, ketika kami berkunjung ke rumah Mbah Uti dan Mbah Kung di Sumenep.

Kawan-kawan, aku juga punya cerita tentang pengalaman pertama kali melintasi Jembatan Suramadu, ituloh yang kabarnya terpanjang di Asia Tenggara yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Madura. Oh ya, aku juga ingin bagikan cerita ketika aku mengikuti Wisuda dan acara Pelepasan lulusan dari sekolah TK. Ananda.

Pokoknya, aku masih punya banyak cerita asyik seputar pengalaman ku. Itu belum ditambah dengan pengalaman Dedek Dira, adikku, yang menang juara 2 lomba peragaan busana bertema Kartini di TK Ananda. Tunggu ya... satu per satu akan ku siapkan materinya... he 2X... (Materi, itu meminjam istilah Yanda ku...). Oya, aku juga minta maaf bila membuat kawan-kawan tidak nyaman, karena postinganku kurang teratur.... Wassalam!

* Aku gembira, bermain dan berlari di bibir Pantai Slopeng (Atas), Bergaya ala pegolf Pro abis di wisuda (Bawah).

Rabu, 22 Oktober 2008

Menangkap Ikan di Bawan



A
ku ingin berbagi cerita, oleh-oleh dari rumah Mbah Yut di Lamongan, Lebaran kemarin. Kami sekeluarga merayakan Lebaran 1924 H bersama di sana. Kami berangkat ke Lamongan pada Senin sore, tanggal 29 September 2008. Lumayan juga, tiba di rumah Mbah sudah beranjak petang.

Hari terakhir puasa kami lewati di sana, walau aku sendiri tidak puasa maklum masih kecil he..he.. Tapi sungguh tinggal di sana begitu menyenangkan, bukan hanya suasana alamnya yang segar khas hawa pedesaan. Tetapi juga bermacam kegembiraan jelang Hari Raya.

Malam Lebaran kami habiskan dengan menyaksikan pawai obor dari anak-anak sekolah yang berkeliling kampung sambil membaca takbir, tahlil, dan tahmid. Mereka berbaris rapi, dengan wajah-wajah ceria khasnya dan obor di tangan masing-masing, berjalan menyusuri jalan-jalan di kampung.

Setelah usai, kami pun mulai menciptakan keceriaan sendiri. Yandaku di bantu Om Didik (dia suaminya Ate Khoeroh) membakar kembang api. Berkali-kali letupanya yang menghadirkan suara keras mengundang para tetangga untuk bergerombol di sekitar tegalan samping rumah Mbah Yut.


Esok hari, pagi-pagi sekali semua berbondong menuju Masjid untuk melakukan Sholat Id. Aku berangkat bersama Yanda. Walau kami sudah berangkat begitu pagi, setidaknya bagiku itu sangat pagi sebab aku masih merasa ngantuk dan sedikit malas, hampir saja kami tidak dapat tempat.

Yang paling menyenangkan keesokan hari setelah Lebaran. Setelah usai kami berkunjung ke sanak saudara di sana, kami pun santai di teras rumah Mbah Yut. Tiba-tiba Mbah Man mengajak kami ke bawan (seperti empang) di dekat ladang, tak jauh dari rumah.


Ternyata beliau hendak menyedot air dan dialirkan ke ladang, mengingat sekarang musim kemarau. Kami pun berhamburan mengikuti Mbah Man. Tiba di sana ternyata bawannya juga kering, hanya menyisakan sedikit air yang bagian atasnya tertutupi ganggang dan dedaunan bambu yang jatuh.


Air tetap disedot dan dialirkan ke ladang jagung, tiba-tiba muncul celetukan dari seorang tetangga untuk menangkap ikan yang ada di bawan itu juga. Lalu di antara mereka ada yang segera berlari membeli potas (sejenis racun ikan). Setelah dicampur air, potas pun ditebar ke seluruh permukaan bawan.

Setelah menunggu sesaat, benar saja beberapa ekor ikan mulai tampak menggelepar-gelepar. Beberapa orang pun turun memunguti ikan-ikan itu, Om Koko (adiknya Bundaku), Bapaknya Mas Obit, dan Om Said pun tak ketinggalan menangkapi ikan-ikan yang tampak mabuk itu. Banyak juga yang mereka dapat. Dan yang paling seru, Om Koko berhasil menangkap ikan yang ukurannya sebesar lenganku. Pengalaman seru nih....


* Foto ini saat Pakde Lik mulai menyalakan mesin untuk menyedot air (atas), yang ini saat orang-orang mulai menangkap ikan-ikan (bawah).