Rabu, 22 Oktober 2008

Menangkap Ikan di Bawan



A
ku ingin berbagi cerita, oleh-oleh dari rumah Mbah Yut di Lamongan, Lebaran kemarin. Kami sekeluarga merayakan Lebaran 1924 H bersama di sana. Kami berangkat ke Lamongan pada Senin sore, tanggal 29 September 2008. Lumayan juga, tiba di rumah Mbah sudah beranjak petang.

Hari terakhir puasa kami lewati di sana, walau aku sendiri tidak puasa maklum masih kecil he..he.. Tapi sungguh tinggal di sana begitu menyenangkan, bukan hanya suasana alamnya yang segar khas hawa pedesaan. Tetapi juga bermacam kegembiraan jelang Hari Raya.

Malam Lebaran kami habiskan dengan menyaksikan pawai obor dari anak-anak sekolah yang berkeliling kampung sambil membaca takbir, tahlil, dan tahmid. Mereka berbaris rapi, dengan wajah-wajah ceria khasnya dan obor di tangan masing-masing, berjalan menyusuri jalan-jalan di kampung.

Setelah usai, kami pun mulai menciptakan keceriaan sendiri. Yandaku di bantu Om Didik (dia suaminya Ate Khoeroh) membakar kembang api. Berkali-kali letupanya yang menghadirkan suara keras mengundang para tetangga untuk bergerombol di sekitar tegalan samping rumah Mbah Yut.


Esok hari, pagi-pagi sekali semua berbondong menuju Masjid untuk melakukan Sholat Id. Aku berangkat bersama Yanda. Walau kami sudah berangkat begitu pagi, setidaknya bagiku itu sangat pagi sebab aku masih merasa ngantuk dan sedikit malas, hampir saja kami tidak dapat tempat.

Yang paling menyenangkan keesokan hari setelah Lebaran. Setelah usai kami berkunjung ke sanak saudara di sana, kami pun santai di teras rumah Mbah Yut. Tiba-tiba Mbah Man mengajak kami ke bawan (seperti empang) di dekat ladang, tak jauh dari rumah.


Ternyata beliau hendak menyedot air dan dialirkan ke ladang, mengingat sekarang musim kemarau. Kami pun berhamburan mengikuti Mbah Man. Tiba di sana ternyata bawannya juga kering, hanya menyisakan sedikit air yang bagian atasnya tertutupi ganggang dan dedaunan bambu yang jatuh.


Air tetap disedot dan dialirkan ke ladang jagung, tiba-tiba muncul celetukan dari seorang tetangga untuk menangkap ikan yang ada di bawan itu juga. Lalu di antara mereka ada yang segera berlari membeli potas (sejenis racun ikan). Setelah dicampur air, potas pun ditebar ke seluruh permukaan bawan.

Setelah menunggu sesaat, benar saja beberapa ekor ikan mulai tampak menggelepar-gelepar. Beberapa orang pun turun memunguti ikan-ikan itu, Om Koko (adiknya Bundaku), Bapaknya Mas Obit, dan Om Said pun tak ketinggalan menangkapi ikan-ikan yang tampak mabuk itu. Banyak juga yang mereka dapat. Dan yang paling seru, Om Koko berhasil menangkap ikan yang ukurannya sebesar lenganku. Pengalaman seru nih....


* Foto ini saat Pakde Lik mulai menyalakan mesin untuk menyedot air (atas), yang ini saat orang-orang mulai menangkap ikan-ikan (bawah).

'Met Lebaran ya...

SELAMAT HARI RAYA
IDUL FITRI 1429 H

Mohon Maaf Lahir dan Batin

Mumpung masih dalam bulan Syawal, tidak apa-apa ya mengucapkan selamat dan mohon maafnya agak telat. Tapi kata Yanda yang penting itu niat dan keikhlasannya. Dan saling mendoakan semoga kita selamat dan menjadi hamba Allah SWT yang beruntung mendapatkan kemulyaan di dunia dan akhirat. Amin...



Rabu, 24 September 2008

Ultah 3 tahun Ku




M
emang tidak megah dan heboh, perayaan ulang tahunku yang
ketiga hanya berupa syukuran, itu pun sebatas di keluarga kami sendiri. Kenangan ini yang begitu kuat aku rasakan, kala kami masih tinggal di rumah Mbah Kung. Aku merayakannya bersama Kakak Nabil.

Aku ingat, ketika
itu aku baru bangun tidur siang, ketika tiba-tiba Yanda menyodoriku kue tart ulang tahun yang menurutku sangat gagah. Sebab ada boneka robotnya! Aku pun begitu senang, cepet-cepet aku mandi, Bunda yang melayaniku berbenah diri.

Setelah aku siap, kakak pun siap! Walau hari itu bukan hari ulang tahun kakak, tapi dia ikut-ikutan merayakan. Kami meniup lilin bersama. Foto-fotoan, berpose di belakang kue tart bersama. Makan kue bersama, hingga membagikan kue untuk teman-teman di sekitar tempat tinggal kami punbersama. Seru!

Peringatan ulang tahun ke-3 ku mungkin berbeda dengan perayaan ultah ku yang pertama dulu. Ketika itu kami sempat mengundang badut untuk bergembira bersama di rumah. Bahkan berbeda pula dengan peringatan ultah ku yang ke-5. Saat aku sudah sekolah di TK ANANDA,
aku hanya menyiapkan bingkisan berisi kue dan lain-lain, yang kemudian kami bagi-bagikan pada teman-teman di sekolah dan teman bermain di rumah.

Namun dari semua itu, hal pentingnya adalah perhatian dari orang-orang di sekitar ku, khususnya Yanda, Bunda dan Dede', yang aku rasakan tak pernah berkurang sedikit pun pada ku. Bagiku yang paling penting adalah rasa cinta dan sayang di antara kami yang akan terus dipupuk agar tetap subur.


* (Atas) Gambar kue ultah ku yang gagah, (Tengah) Kami meniup lilin bersama, (Bawah) Kami berpose, he..he..Oke kan...!

Minggu, 21 September 2008

Ke Telaga Sarangan




T
epatnya tanggal 17-18 Agustus lalu, kami sekeluarga sempat jalan-jalan lagi ke rumah Kakak Nabil, sejak mereka pindah ke Madiun. Libur dua hari, benar-benar kami manfaatkan untuk refreshing keluarga. Kami pergi sekeluarga plus Om Koko dan istrinya.

Perjalanan panjang selama empat jam kami tempuh, capek juga sih, walaupun selama perjalanan Aku dan Dede' ku lebih banyak tidur di pangkuan kedua orang tua kami. Namun walau perjalanan yang melelahkan kami lalui, akhirnya terobati ketika kami bertemu Kakak dan adiknya, Hafiz, Mama serta Pak Po.

Tanggal Enam belas sore kami berangkat, sampai di Madiun udah malam, bersamaan ketika itu jalan di depan rumah Kakak ditutup lantaran ada Tasyakuran Kemerdekaan RI yang ke 63 tahun. Esok harinya, kami semua menghabiskan waktu dengan menikmati obyek wisata Telaga Sarangan, di Kabupaten Magetan.

Letaknya di atas perbukitan, dengan jalan yang dominan berkelok dan menanjak, lokasi wisata ini sungguh menarik bagiku, walau sepanjang perjalanan Kakak Nabil lebih banyak ketakutan, karena melihat jalanan curam yang dilalui mobil kami. "Hi..hi.. kakak takut, padahal dia kan lebih tua dan lebih besar dari aku ya..."

Sesampai di lokasi, aku langsung merengek sama Yandaku untuk naik kuda mengitari telaga. Aku naik kuda berdua sama Dede'. Asyiiik....! Setelah itu, kami juga sempatkan untuk naik perahu boat menikmati telaga. Tahu nggak! Di sana itu dingin banget loh..., padahal Matahari bersinar cukup terang.

Kami juga sempat menikmati makan siang, salah satunya menu Sate Kelinci. Yandaku suka banget tuh! Sambil bermain-main di taman yang tersedia kami menikmati hidangan lokal. Eh ya, Bundaku juga sempat membeli kenang-kenangan, berupa sandal kulit buat aku dan Dede' dan tas anyaman buat Bunda sendiri.

Kami benar-benar menikmati liburan kami, walau tidak begitu lama. Sejak ada mobil di rumah, kami jadi sering pergi ke mana-mana, setidaknya ke tempat-tempat wisata di luar kot, he..he...!

*Aku berpose sama Dede' di atas seekor kuda putih yang besar, di belakang kami itu pemandangan telaga. (Foto Bawah) Kami berfoto bersama di bibir Telaga Sarangan, Yandaku tidak ada di situ, dia kan yang motret!

Senin, 08 September 2008

Libur Bersama ke Batu






E
h, nemu foto lagi nih! Aku ingat foto ini ketika kami sekeluarga mengikuti rombongan bersama tetangga di gang rumah kami. Kala itu adalah liburan sekolah tahun ajaran
2007-2008. Seru juga loh...!

Kata Yanda, yang ikut semua enam keluarga. Lengkap seluruh anggotanya, mulai Bapak, Ibu, dan anak-anaknya. Waktu itu tujuan wisata kami adalah Jawa Timur Park, di Kota Batu. Menyenangkan aku dan teman-teman kecilku jadi pindah tempat bermain, walau hanya sesaat, pindah ke villa di Songgoriti 'trus ke Jatim Park.

Kami semua berangkat sekitar jam empat sore dari perumahan. Semua mengendarai tiga mobil, mobil-ku, mobilnya putri dan mobilnya mas Fandi. Tahu tidak, jam berapa kami sampai di villa? Sekitar jam 9 malam, untungnya ada teman Yanda yang lebih dahulu menyewa villa dan menunggu di sana. Habis kebanyakan berhentinya, tapi maklum soalnya bawa anak kecil..

Wuiiih... duingiiin... Itu yang pertama kali menyapa kulitku begitu aku sampai di Batu. Segar, apa lagi pagi ketika kami bangun tidur, sejuuuk... aku suka banget. Pemandangannya juga seru, ada bukit-bukit, jalan sedikit ketemu orang menjajakan aneka sayuran segar, siip pokoknya!

Kami berangkat Sabtu sore, lalu menginap semalam di villa. Kemudian esok paginya, ibu-ibu pada belanja ke pasar. Setelah itu kami semua meluncur ke Jatim Park, rencananya setelah puas di sana kami langsung turun pulang kembali ke Sidoarjo.

Sekian banyak sarana belajar dan hiburan yang ada di sana tidak kami sia-siakan. semua kami datangi, tapi walau bagaimana pun, kolam renang tetap lebih menarik perhatian kami. Setelah sampai di area kolam renang, tanpa tunggu lama kami bergegas berganti pakaian renang, lalu nyebur beramai-ramai.

Sejak dari rumah aku sudah mempersiapkan diri untuk berenang, walau aku masih belum begitu mahir. Bayangkan, aku membawa 3 balon pelampung. Akhirnya semua kepakai, aku dan teman-temanku yang lain. Dede' ku juga tak mau ketinggalan, sejak dari rumah dia juga telah bersiap merengek ingin membawa baju renangnya.

Seru deh pokoknya, setelah waktu beringsut sore kami pun beranjak pulang. Tapi iya, aku juga udah merasa capek, keasyikan bermain di air. Akhirnya kami pulang dengan hati puas, dan menyisakan kenangan manis. Sekaligus bisa menambah cerita masa kecilku, 'tul gak!

* Foto ini kala pagi di halaman villa, di belakangnya itu mobilku, kami makan ice cream. Dan foto yang satu lagi (bawah) di kolam Jawa Timur Park, aku lagi asyik naik kuda-kudaan tuh.

Jumat, 22 Agustus 2008

Agustus -an 2007


Mumpung masih bulan Agustus, aku jadi ingin menceritakan pengalamanku di bulan sakral bagi bangsa kita ini, walau itu terjadi di Agustus tahun lalu. Ini pengalaman yang begitu menyenangkan bagi ku. Ini juga yang kian membuat aku bangga sama Yanda -ku, sebagai orang yang kreatif. Hidup Yanda...3X!

Pada perayaan Agustus-an tahun lalu, aku banyak mengikuti lomba-lombanya di rumah Mbah Ummi, di Surabaya. Salah satunya aku ikut lomba Hias Sepeda. Susah payah kami melakoninya (cieaah... agar terkesan bombastis gitu..!), walau akhirnya membuahkan hasil aku meraih Juara 3.


Mulanya begini, ketika pada suatu Sabtu seperti biasa kami sekeluarga berkunjung ke rumah Mbah, di Tambak Bening, Surabaya.
Ternyata di sana aku lihat sepeda kakak Nabil sudah berubah wujud menjadi layaknya sepda motor Grand Prix, dengan warna dominan merah. Sontak, aku kepingin lalu aku mulai merengek sama Bunda ku. Sementara Yanda saat itu sudah berangkat ke kantornya di Suara Surabaya Media.

Mungkin Bunda sudah pusing dengan rengekan ku, maka dia pun menelpon Yanda.
Sore hari, kami pun bergegas hendak pulang ke rumah di Wage. Tapi saat itu Yanda sudah menyanggupi akan membuatkan aku desain sepeda hias untukku, agar aku juga bisa ikut lomba besok sore.

Esoknya, sekitar jam 7 pagi, kami sudah di rumah Mbah dan Yanda sudah mulai mengerjakan beberapa hal. Seperti meraut bilah bambu, dan sebagainya. Luar biasa, sekitar jam 2 siang sepeda hiasku sudah jadi. Sepeda kecil roda dua plus 2 roda bantu di belakang berwarna kuning itu, kini berubah menjadi satu unit Helikopter berwarna merah, dengan tulisan JAVAS di bagian depannya. Betapa senangnya aku, dan tak sabar untuk segera menaikinya.


Sorenya, Aku dan Kakak Nabil pun turun berlaga dalam adu lomba hias sepeda keliling kampung di Tambak Bening, Simokerto. Walau sempat robek di salah satu sisinya, namun sepeda hias Kakak Nabil tetap mendapat penilaian terbagus. Dan dia pun meraih juara pertama, sementara aku berada di peringkat ke tiga.


Pada perayaan Agustusan tahun ini sebenarnya di rumahku juga ada sepeda hias anak-anak. Tapi sayang, aku tidak bisa ikut berpartisipasi sebab aku harus ke Madiun, mengunjungi Kakak Nabil yang kini sudah tinggal dan sekolah di sana sejak tahun ajaran ini. Tapi tak apa, doakan tahun depan aku bisa turun berlaga lagi. Tentu saja berbekal kreativitas Yanda ku tercinta. Gimana Yanda... setuju?


* Keren ya Heli karya Yanda ku, sayang fotonya kecil ya.., habis motretnya pakai HP sih...

My Gank











H
a... ha..., aku jadi ingin tertawa sendiri melihat foto itu. Tapi boleh juga ya... colba lihat gaya-gaya kami, lumayan kan. Mereka adalah teman-teman bermainku. Mereka juga adalah tetangga di mana aku tinggal, di perumahan Pondok Wage Indah II.


Aku ingin sedikit cerita, ketika sedang bermain biasanya kami tumplek-blek di rumahku. Yang cowok-cowok bermain sesama cowok. Mainnya macam-macam, tapi kalau aku sendiri lebih suka main mobil-mobilan. Beberapa temanku ada yang bermain playstation, kebetulan aku juga punya PS hadiah ulang tahunku dari Yanda-Bunda setahun yang lalu.
Sementara yang cewek-cewek biasanya bermain sama Dede', adikku yang cantik itu. Mereka biasanya sibuk bermain masak-masakan, Dede' Dira menyebutnya 'acak-acakan'. Kalo sudah main di rumahku, seru, ramai banget....

Walau kami senang, kadang aku juga berpikir setiap kali habis main rumahku selalu tampak berantakan. Kasihan juga sama mbak-mbak, pembantu rumah tangga kami, yang selalu merapikannya. Habis, semua mainan keluar semua. yang semula di lemari plastik, sesaat kemudian begitu teman-temanku datang langsung keluar semua. Seakan seluruh mainan itu muntah dari wadahnya.
Yanda dan Bunda -ku tidak marah, bagi mereka lebih baik aku dan Dede'ku bermain di rumah, daripada kelayapan ke mana-mana.

Kata Yandaku, kami jadi lebih mudah di pantau. Sehingga bila mainnya menjurus ke yang kurang baik bisa segera di tegor. Beda kalau kami main ke mana-mana, jadi susah diperhatikan. Dan yang pasti juga akan bikin repot mbak, karena pasti dia akan disuruh Yanda untuk menjaga dan mengikuti ke manapun kami main.


Walaupun bermain itu menyenangkan, namun My Gank biasanya kumpul dan main bareng hanya tiap malam Minggu. Sebab kalau hari lainnya, tidak mungkin kami main, karena kami tetap harus belajar untuk persiapan sekolah esok harinya.

Bermainnya pun hanya sampai jam 9 malam, biasanya teman-temanku satu per satu dijemput sama orang tuanya.
Namun satu hal, jangan disebarluaskan ya.., aku sendiri tidurnya sering rada malam. Jadi, begitu teman-temanku pulang, aku masih main sendiri di rumah walau adikku sudah naik ke tempat tidur. Ini juga yang sering bikin Yanda sama Bunda ku jengkel, maaf ya Yanda, Bunda...!

* That's my Gank, (Kiri-kanan) Chiko, Mas Alief, Aku, dan Ilham (Berdiri), Aurel, Fia, Dede' Dira, dan Santi (Duduk).

Rabu, 28 Mei 2008

Di Rumah Mbah Buyut










T
anggal 20 Mei kemarin kami sekeluarga sempat jalan-jalan ke rumah Mbah Buyut di Banjaran-Lamongan. Mbah Yut, aku memanggilnya, adalah nenek dari Bunda ku. Usianya sudah sepuh, tapi dia masih cukup sehat dan tampak segar, walau rambut putih sudah memenuhi kepalanya.

Mbah Yut ku tinggal di sebuah desa kecil, di bibir sungai Brantas, namanya desa Banjaran, Lamongan bagian Barat. Kami sekeluarga biasanya rutin tiap tahun, tepatnya jelang lebaran, Idul Fitri, selalu mengunjungi beliau. Selanjutnya kami sekeluarga beramah-tamah sama anggota keluarga yang lain yang juga tinggal di sekitar sana.

Aku merasa senang setiap kali kami pergi ke sana, demikian juga Dede' ku. Suasana alamnya yang masih asri itu loh yang membuat kami betah. Bayangkan di sekitar rumah Mbah Yut masih banyak sawah. Di samping rumahnya saja masih ada tegalan yang ditanami kacang-kacangan dan umbi-umbian. Di belakang rumah ada kandang sapi, lengkap dengan dua ekor sapi di dalamnya. Belum lagi ayam-ayam yang berkeliaran, semakin kental suasana desa yang damai.

Alat transportasi modern masih belum begitu banyak melintas di sana, sehingga kondisi udaranya lebih nyaman terasa memapar badan. Bila pagi menjelang, suasana alam yang khas membangunkan kami. Dan bila malam tiba, suasana senyap yang sangat berbeda dengan rumah tinggalku, datang menyapa.

Ada lagi satu hal yang membuat aku sangat senang berada di sana. Tak jauh dari rumah Mbah Yut, terdapat sebuah genangan bekas air hujan, menyerupai danau kecil. Cukup luas juga, airnya pun jernih. Bawan, demikian orang sana menyebutnya, itu digunakan juga oleh orang-orang setempat untuk mandi dan cuci.

Daya tarik Bawan itu selalu memicu keinginanku untuk turun dan menceburkan diri di dalamnya. Mandi di situ menjadi agenda wajib bagiku setiap kali aku ke rumah Mbah Yut -ku. Wuihh..., segarnya, menggerak-gerakkan badan di dalam kolam buatan alam itu.


*Foto itu kala aku mandi bersama Mbah Rahman. Dia adalah Bapak dari Tante ku, Khoeroh.