Mungkin kalian sudah sering dengar nama Pulau Madura. Sebuah pulau yang bila kalian ingin mencapainya harus menyeberangi sebuah selat terlebih dahulu. Kalian bisa menyeberanginya dengan menggunakan kapal uap yang cukup besar. Menyenangkan lo...
Madura juga merupakan tanah kelahiran Yanda-ku. Tepatnya di ujung paling Timur pulau itu, Sumenep. Aku sudah pernah sampai ke kampung halaman Yanda, mengunjungi Uti dan Mbah Kung. Bahkan, pertama kali aku diajak Yanda sama Bunda ke sana ketika usiaku masih tiga bulan. Asyik! Oya, kelak aku akan ceritakan juga pengalaman kami ketika di rumah Uti-ku.
Salah satu yang menyenangkan ketika naik kapal uap, menyeberangi Selat Madura. Kapalnya lumayan besar, bahkan mobil hingga truk bisa dimuatnya. Kegemaran kami kalau naik kapal itu, selalu naik ke ruang penumpang. Kadang naik lagi hingga ke dack paling atas di mana ada ruang Nahkoda kapal yang sedang mengendalikan jalannya kapal.
Seru, aku bisa melihat hamparan laut yang luas. Bisa melihat perahu-perahu kecil yang melintas dan terombang-ambing ombak. Tapi jangan takut, ombaknya tidak besar kok, kan hanya selat! Aku juga bisa melihat kapal-kapal perang milik Angkatan Laut negara kita. Juga kapal-kapal besar perniagaan.
Aku juga bisa merasakan paparan angin yang berhembus ke wajah dan tubuhku. Aku juga bisa merasakan siraman cahaya mentari. Kalau di sisi dekat Pelabuhan Ujung, ada sesuatu yang menakjubkan. Di sana ada patung Monumen Jalesveva Jayamahe (Monjaya). Mungkin itu jadi salah satu simbol Kota Surabaya! Patung seorang perwira Angkatan Laut, berdiri tegak memegang pedang.
Ketika di kapal, aku sempat dipotret oleh Yanda-ku, dengan latar belakang patung menjulang itu. Mungkin bagiku sudah bukan barang baru lagi kalau naik kapal uap itu. Bahkan ketika di rumah Uti, aku juga sempat diajak Yanda berperahu di sekitar Selat Talango. Itu adalah perairan antara P. Madura dengan pulau di sebelah timurnya, P. Talango, ternyata seru! Aku sekarang tahu kenapa Nenek-moyang kita jadi pelaut, karena bermain di laut memang menyenangkan.
*Itu foto tahun lalu, ketika aku balik dari mudik lebaran bersama Yanda.
Salah satu yang menyenangkan ketika naik kapal uap, menyeberangi Selat Madura. Kapalnya lumayan besar, bahkan mobil hingga truk bisa dimuatnya. Kegemaran kami kalau naik kapal itu, selalu naik ke ruang penumpang. Kadang naik lagi hingga ke dack paling atas di mana ada ruang Nahkoda kapal yang sedang mengendalikan jalannya kapal.
Seru, aku bisa melihat hamparan laut yang luas. Bisa melihat perahu-perahu kecil yang melintas dan terombang-ambing ombak. Tapi jangan takut, ombaknya tidak besar kok, kan hanya selat! Aku juga bisa melihat kapal-kapal perang milik Angkatan Laut negara kita. Juga kapal-kapal besar perniagaan.
Aku juga bisa merasakan paparan angin yang berhembus ke wajah dan tubuhku. Aku juga bisa merasakan siraman cahaya mentari. Kalau di sisi dekat Pelabuhan Ujung, ada sesuatu yang menakjubkan. Di sana ada patung Monumen Jalesveva Jayamahe (Monjaya). Mungkin itu jadi salah satu simbol Kota Surabaya! Patung seorang perwira Angkatan Laut, berdiri tegak memegang pedang.
Ketika di kapal, aku sempat dipotret oleh Yanda-ku, dengan latar belakang patung menjulang itu. Mungkin bagiku sudah bukan barang baru lagi kalau naik kapal uap itu. Bahkan ketika di rumah Uti, aku juga sempat diajak Yanda berperahu di sekitar Selat Talango. Itu adalah perairan antara P. Madura dengan pulau di sebelah timurnya, P. Talango, ternyata seru! Aku sekarang tahu kenapa Nenek-moyang kita jadi pelaut, karena bermain di laut memang menyenangkan.
1 komentar:
Hello. This post is likeable, and your blog is very interesting, congratulations :-). I will add in my blogroll =). If possible gives a last there on my blog, it is about the Placa de VĂdeo, I hope you enjoy. The address is http://placa-de-video.blogspot.com. A hug.
Posting Komentar