Kamis, 30 Agustus 2007

Heboh, Akibat Pulang Jalan Kaki


Seperti yang telah lewat, setiap bulan Agustus, salah satu agenda di sekolahku adalah karnaval. Menyenangkan memang, bayangkan aku dibagi pakaian khas daerah. Tapi entah buat Yanda-Bunda ku, soalnya mereka nanti harus mengganti biaya sewa baju itu, hi..hi.. Bulan Agustus ini agenda karnaval kami dilaksanakan tanggal 14 lalu.

Seperti yang lalu-lalu, biasanya kami para siswa diajak naik mobil terbuka, yang biasa kami sebut "Kereta Kelinci." Semua siswa dengan seragam khasnya masing-masing duduk di dalam mobil, kemudian kami diajak berkeliling ke beberapa kawasan perumahan di sekitar sekolah, termasuk ke rumahku. Kami senang sekali, sambil bernyanyi-nyanyi diajak keliling. Para Bunda pengajar juga ikut loh... Biasanya kami menggunakan dua kereta kelinci.


Sama seperti tahun kemarin, sejak jam 7 pagi kami sudah harus bersiap di halaman sekolah. Aku memakai pakaian daerah, kata Bunda pengajar berasal dari Pulau Sumatera, aku juga tidak tahu yang pasti warnanya Biru dengan topi yang bagian atasnya berlubang, dan ukurannya pas dengan badanku. Kalau tahun lalu, aku mengenakan pakaian seragam Angkatan Udara, seru...


Setelah bersiap, semua mulai naik ke kereta kelinci yang sudah disewa oleh sekolahku itu. Ketika bersiap berangkat, tiba-tiba kereta kelinci yang dibelakang mogok tidak mau jalan. Maka, Bunda pengajar kemudian memindahkan beberapa siswa PG-TK lagi ke kereta kelinci yang di depan, di mana aku sudah ada di dalamnya.


Tanpa menunggu lama lagi, maka kereta kelinci yang pertama pun berangkat. Tentu saja kereta kelinci yang kedua tertinggal, bersama beberapa Bunda pengajar yang rencananya akan ikut kereta yang kedua itu.


Setelah beberapa lama berkeliling, kereta pun sampai kembali di depan sekolah. Semua pada turun, tapi aku sudah tidak melihat lagi kereta kedua yang tadi sempat mogok dan di belakang kami pun belum tampak kereta itu menyusul. Setelah acara keliling ini kata Bunda pengajar kami akan dilanjutkan dengan beberapa acara di halaman sekolah. Terbukti pihak sekolah kami sudah menyiapkan panggung.


Begitu turun dari kereta kelinci, aku berinisiatif mengajak Mas Akhtar, temanku, untuk langsung pulang. Dia setuju, maka jadilah kami berdua pulang berjalan kaki ke rumah kami yang berjarak sekitar 500 meter dari sekolah. Tentu saja setelah sebelumnya kami sempat bermain sebentar di halaman sekolah.


Yang kami lakukan itu sama sekali tanpa sepengetahuan Bunda pengajar di sekolah. Kami berdua pulang berjalan, tanpa penutup kepala. Pertama menuju rumah Mas Akhtar, yang tidak jauh dari rumahku, lalu kami berdua menuju rumahku. Untung aku hafal jalan ke rumah, sebab aku selalu memperhatikan jalan setiap kali pulang-pergi sama Yanda.


Sampai di rumah, ternyata Yandaku belum berangkat ke tempat kerjanya. Dia bertanya, "Sudah pulang, naik apa?" "Jalan kaki," jawabku singkat.
Aku melihat mimik penuh tanda tanya di wajah Yandaku, lalu dia tampak bergegas ke mandi. Mungkin dia sudah punya perasaan aneh terhadap kelakuanku hari itu. Benar saja, setelah mandi Yanda mulai menelpon. Mulai dari sekolah hingga Bundaku yang sudah di kantor.

Tak lama kemudian, Yanda mengajak aku dan Mas Akhtar untuk mengantar temanku itu pulang. Setelah mengantar Mas Akhtar pulang, sampai di rumah, Yanda mulai mengajak aku ngobrol, tentu saja tidak ketinggalan dengan nasehat dan larangannya. Tak lama kemudian, ada tamu yang datang ke rumah kami dua orang. Mereka adalah Bunda Rahma dan Bunda Ida, para pengajar kami di sekolah. Mereka datang untuk meminta maaf atas kelalaiannya menjaga kami, sambil membawakan topi seragam pawai kami yang ketinggalan di sekolah. Yanda menerima dan memaklumi semua yang terjadi, walau aku yakin dia sedikit kecewa atas keteledoran itu.


Walau ini sebuah kesalahan yang tidak boleh aku ulangi, tapi Yandaku tidak marah. Hanya nasehat-nasehat dan penggambaran yang terlontar darinya. Yang aku tahu, Yanda akan marah kalau aku tidak mau mengalah sama Dede' ku. Yanda-Bunda maafkan kesalahanku hari itu. Aku telah membuat bingung banyak orang!


Akibat jalan siang berdua itu, besoknya badan ku panas. Entah kenapa? Lagi-lagi Yanda dan Bunda mengingatkan ku agar aku lebih hati-hati sebelum melakukan sesuatu. Seperti yang sering Yanda ingatkan sebelum aku berangkat sekolah, "Tidak boleh bermain yang bahaya. Bahaya yang bisa bikin sakit dan bikin luka. Javas juga harus jujur!" Aku akan ingat-ingat itu Yanda...


***Foto itu ketika usai acara perpisahan Kakak TK B pertengahan Juli tahun ini. Aku bersama para sohibku, sayang Mas Akhtar tidak ikut serta. Aku pakai baju Polisi, ok ya...

Tidak ada komentar: